Thursday, November 6, 2014

Tukang dan Mandor

Di suatu desa, terdapat sebuah pembangunan untuk kantor desa yang baru. Terlihat dari kejauhan seorang tukang yang sedang bekerja di bawah, dan seorang mandor yang mengawasi pekerjaan tukang-tukangnya dari lantai atas.
Suatu ketika, sang mandor memanggil tukang tersebut dari atas. Dengan berteriak sang mandor memanggil si tukang tersebut. Tapi berkali-kali si mandor memanggil tukang itu, tetap saja tukang tersebut tidak mau menengok ke atas. Muncul sebuah ide di otak si mandor, ia pun menjatuhkan uang ke arah si tukang, berharap apabila dengan uang si tukang tersebut mau menengok ke atas. Berkali-kali juga si mandor menjatuhkan uang ke arah si tukang dengan jumlah yang terus bertambah. Akan tetapi si tukang tetap tidak bergeming dan tetap saja tidak meengok ke arah si mandor sama sekali. Akhirnya si mandor mendapat ide untuk menjatuhkan batu ke arah si tukang. Dan benar saja, ketika batu tersebut jatuh dan mengenai si tukang, ia pun langsung menengok ke arah si mandor.
Dari cerita di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa ketika si tukang dijatuhkan uang oleh si mandor itu menganalogikan nikmat yang Allah berikan kepada kita yang terus bertambah dan tiada henti-hentinya. Ketika si tukang tidak mau menengok ke arah si mandor, menganalogikan bawha manusia yang selalu diberikan nikmat oleh Allah, tidak pernah bersyukur atas nikmat yang telah diberikan. Dan ketika si mandor menjatuhkan batu ke arah si tukang, dan si tukang pun langsung menengok ke arah si mandor, menganalogikan di mana ketika manusia diberikan musibah oleh Allah, barulah mereka sadar bahwa semua nikmat yang diterima adalah dari Allah. Dan seharusnya lah kita harus bersyukur atas nikmat tersebut.

No comments:

Post a Comment