Wednesday, November 26, 2014

Salam Perpisahan (Guru)

kini hatiku tergores kesedihan
ketika terucap salam perpisahan
walau air mataku tak berlinang
bukan berarti suatu kerelaan
saat-saat langkah terayun
jarak kita pun semakin membentang
akankah semuanya jadi kenangan
atau hanya terbawa gelombang
bahkan mungkin
terkubur oleh waktu dan keadaan
guruku...pelita dalam hidupku
dalam hatiku
akan tetap membekas suatu kenangan
esok tak ada lagi
puisi yang ku tulis untukmu
esok tak ada lagi
kata-kata indah yang terucap darimu
semua terdiam termangu...
padamu ku berucap sejuta terima kasih
karena tinggalkan kenangan yang tak terlupakan
kau pelipur hati di saat lara
di saat suka ataupun duka
sejuta kenangan indah
kala canda dan tawa
bersamamu...
adalah sebuah kenangan
kenangan yang kan selalu kami ingat
dalam memori kami...
selamanya...


Saturday, November 15, 2014

Akidah Syiah

Akidah Syi’ah Tentang Nama dan Sifat Allah
Di antara akidah Syi’ah tentang nama dan sifat Allah adalah :
  1. Syi’ah menafikan (meniadakan) sifat nuzul (turun-Nya Allah) bagi Allah ke langit dunia dan menghukumi kafir bagi yang menetapkan hal tersebut. (Ushuulul Kaafi 1/103).
  2. Syi’ah menyifati imam-imam mereka dengan sifat-sifat Allah  dan menamai mereka dengan nama-nama Allah Ta’ala. (Lihat Kitab Ushuulul Kaafi 1/103)
Akidah Syi’ah Tentang Tauhid
Di antara akidah Syi’ah berkenaan dengan tauhid adalah :
  1. Syi’ah meyakini bahwa planet-planet dan bintang-bintang mereka memiliki pengaruh bagi kebahagaiaan dan kesengsaraan serta nasib masuk surga dan neraka (Ar Raudhatu minal Kaafi 8/2103)
  2. Syi’ah meyakini bahwasanya syahadat Laa ilaaha illallah dan Muhammad Rasulullah harus disertai dengan persaksian bahwa Ali adalah wali Allah. Merka senantiasa mengulang-ulangnya dalam adzan mereka dan setiap setelah selesai shalat dan ketika mentalkin orang yang sudah meninggal. (Kitab Furuu’il Kaafi 3/82)
  3. Syi’ah meyakini bahwa Allah  mengutus Jibril untuk membawa wahyu kepada Ali, namun Jibril keliru memberikan wahyu kepada Muhammadshalallahu ‘alaihi wa sallam (Kitab Al Maniyatu wal Amal fii Syarhil Milal Wan Nahl 30)
Akidah Syi’ah Tentang Al Qur’an
Di antara akidah Syi’ah tentang Al Qur’an adalah :
  1. Syi’ah meyakini bahwa Al Qur’an yang sekarang ada bukanlah Al Qur’an yang diturunkan kepada Muhammad shalllahu ‘alaihi wa sallam, bahkan sudah diganti, diberi tambahan, dan dikurangi. Muhaddits Syi’ah meyakini bahwa sudah ada perubahan dalam Al Qur’an sebagaimana disebutkan oleh An Nauri At Tabrasi dalam kitab Faslul Khitab fii Tahrifi Kitabi Rabbil Arbaab.
  2. Syi’ah meyakini bahwa Al Qur’anul Karim ada yang kurang dan Al Qur’an yang sesungguhnya naik ke langit ketika para sahabat  murtad. (KitabAt Tanbih war Radd  25)
Akidah Syi’ah Tentang Ali dan Ahlul Bait
Di antara akidah Syi’ah tentang Ali dan Ahlul Bait adalah :
  1. Menurut Syi’ah bahwa yang pertama kali akan ditanyalan pada mayit di kuburnya adalah tentang kecintaan terhadap Ahlul Bait (Kitab Baharul Anwar 27/79).
  2. Syi’ah mengatakan bahwa Ali dapat menghidupkan mayit (Lihat Kitab Ushuulul Kaafi 1/90-91)
  3. Para ulama Syi’ah mengatakan bahwa debu dan lumpur di kubur Al Husain adalah obat untuk segala penyakit (Kitab Al Amaliy 318)
Akidah Syiah Tentang Sahabat Nabi
Di antara akidah Syi’ah tentang sahabat Nabi adalah :
  1. Syi’ah meyakini bahwa barangsiapa yang melaknat Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, ‘Aisyah, Hafsah radhiyallahu ‘anhumsetiap selesai shalat maka dia sungguh telah mendekatkan diri kepada Allah dengan pendekatan diri yang paling utama. (Kitab Furuu’il Kaafi3/224)
  2. Syi’ah meyakini bahwa seluruh manusia murtad setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali empat orang : Salman Al Farisi, Abu Dzar Al Ghifari, Miqdad bin Aswad, dan ‘Ammar bin Yasir  (Al Anwar An Ni’maaniyah 1:81)
  3. Syi’ah meyakini bahwa Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu menghabiskan banyak waktu hidupnya untuk menyembah berhala, dan iman beliau seperti imannya orang Yahudi dan Nasrani. Abu Bakar shalat di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sementara berhala tergantung di lehernya dan Abu Bakar sujud kepadanya. (Lihat Baharul Anwar 25/172)
  4. Sesungguhnya Abu Bakar dan ‘Umar keduanya telah kafir.. dan orang yang mencintai keduanya maka dia juga kafir. (Haqqul Yaqin 522)
  5. Syi’ah mengatakan bahwa ‘Utsaman bin Affan di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  termasuk orang yang secara lahir menampakkan Islam  namun menyembunyikan sifat munafik. (Kitab Al Anwar An Ni’maaniyah 1:81)
  6. Syi’ah meyakini bahwa barangsiapa berlepas diri dan meolak tiga khalifah -yakni Abu Bakar, ‘Umar, dan ‘Utsman- dalam setiap malam, apabila dia mati di malam tersebut maka dia masuk surga (Lihat Kitab Ushuulul Kaafi)
Akidah Syi’ah Tentang Istri-Istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
  1. Syi’ah meyakini bahwa ‘Aisyah binti Abu Bakar dan Hafsah binti ‘Umar kafir (Kitab Tafsir Al Qumi 597)
  2. Syi’ah meyakini bahwa salah satu pintu neraka adalah untuk ‘Asiyah radhiyallahu ‘anha (Lihat Tafsir Al ‘Ayasyi 2/362)
  3. Syi’ah mengatakan bahwa ‘Aisyah adalah wanita pezina (Lihat Kitab ‘Ilalul Syaraa-i’ 2:565 dan  Haqqul Yaqin 347)
Akidah Syi’ah Tentang Imam-Imam Mereka
Di antara akidah Syi’ah tentang imam-imam mereka adalah :
  1. Syi’ah menyakini bahwa imam-imam mereka adalah perantara antara Allah dan makhluk-Nya (Kitab Baharul Anwar 23/5-99)
  2. Syi’ah tidak membedakan antara Allah dan imam-imam mereka (Lihat Mashabihul Anwar 2/397)
  3. Syi;ah meyakini bahwa imam-imam mereka tidaklah berbicara keculai berdasarkan wahyu (Kitab Baharul Anwar 17/155)
  4. Syi’ah meyakini bahwa imam-imam mereka memiliki kedudukan yang tidak dapat dicapai oleh para nabi dan malaikat (Al Hukumah Al Islamiyah 52)
  5. Syi’ah meyakini bahwa perhitungan amal seluruh makhluk pada hari kiamat adalah kepada imam mereka (Kitab Al Fushuul Muhimmah fii Ushuulil Aimmah 1:446)
  6. Syi’ah meyakini bahwa menziarahi kuburan para imam dan wali mereka merupakan suatu kewajiban dan kafir bagi yang meninggalkannya ( Kitab Kamaluz Ziyaarat 183)
Akidah Taqiyyah
Taqiyyah adalah berkata atau berbuat yang tidak sesuai dengan apa yang diyakini, untuk menghindari mudharat yang mengancam jiwa dan hartamu atau untuk menjaga kehormatanmu.
Di antara akidah Syi’ah tentang taqiyyah adalah :
  1. Mereka mengatakan : “ Tidak ada iman bagi yang tidak melakukan taqiyyah” (Syarhu ‘Aqaaids Shudduuq 261)
  2. Menurut Syi’ah, barangsiapa yang meninggalkan taqiyyah seperti meninggalkan shalat dan meninggalkannya termasuk dosa besar.. Mereka bermualah bersama kita dan melaksanakan sunnah dengan taqiyyah. Bahkan mereka mengatakan : “ Barangsiapa yang meninggalkan taqiyyah maka dia kafir dari agama Allah. (Kitab Man Laa Yahdharahul Faqiih)
  3. Disebutkan dalam kitab Ushuulul Kaafi dari Abu ‘Abdillah, dia mengatakan : “Ber-taqiyyah-lah dalam agama kalian, dan berhujjahlah dengantaqiyyah, sesungguhnya tidak ada iman bagi yang tidak ber-taqiyyah
Yang disebutkan di atas hanyalah sebagian saja dari kesesatan akidah – akidah Syi’ah. Masih banyak akidah-akidah lainnya yang menyimpang dari ajaran Islam.

Sumber : http://muslim.or.id/




Perbuatan Jahiliyah

Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy’ari radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda yang artinya :

“Empat hal yang terdapat pada umatku yang termasuk perbuatan jahiliyah yang susah untuk ditinggalkan: (1) membangga-banggakan kebesaran leluhur, (2) mencela keturunan, (3) mengaitkan turunnya hujan kepada bintang tertentu, dan (4) meratapi mayit (niyahah)”. Lalu beliau bersabda, “Orang yang melakukan niyahah bila mati sebelum ia bertaubat, maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dan ia dikenakan pakaian yang berlumuran dengan cairan tembaga, serta mantel yang bercampur dengan penyakit gatal” (HR. Muslim no. 934).

Thursday, November 6, 2014

Tukang dan Mandor

Di suatu desa, terdapat sebuah pembangunan untuk kantor desa yang baru. Terlihat dari kejauhan seorang tukang yang sedang bekerja di bawah, dan seorang mandor yang mengawasi pekerjaan tukang-tukangnya dari lantai atas.
Suatu ketika, sang mandor memanggil tukang tersebut dari atas. Dengan berteriak sang mandor memanggil si tukang tersebut. Tapi berkali-kali si mandor memanggil tukang itu, tetap saja tukang tersebut tidak mau menengok ke atas. Muncul sebuah ide di otak si mandor, ia pun menjatuhkan uang ke arah si tukang, berharap apabila dengan uang si tukang tersebut mau menengok ke atas. Berkali-kali juga si mandor menjatuhkan uang ke arah si tukang dengan jumlah yang terus bertambah. Akan tetapi si tukang tetap tidak bergeming dan tetap saja tidak meengok ke arah si mandor sama sekali. Akhirnya si mandor mendapat ide untuk menjatuhkan batu ke arah si tukang. Dan benar saja, ketika batu tersebut jatuh dan mengenai si tukang, ia pun langsung menengok ke arah si mandor.
Dari cerita di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa ketika si tukang dijatuhkan uang oleh si mandor itu menganalogikan nikmat yang Allah berikan kepada kita yang terus bertambah dan tiada henti-hentinya. Ketika si tukang tidak mau menengok ke arah si mandor, menganalogikan bawha manusia yang selalu diberikan nikmat oleh Allah, tidak pernah bersyukur atas nikmat yang telah diberikan. Dan ketika si mandor menjatuhkan batu ke arah si tukang, dan si tukang pun langsung menengok ke arah si mandor, menganalogikan di mana ketika manusia diberikan musibah oleh Allah, barulah mereka sadar bahwa semua nikmat yang diterima adalah dari Allah. Dan seharusnya lah kita harus bersyukur atas nikmat tersebut.